GUS PUR MENYANYI

GUS PUR MENYANYI
By Paijo

Suatu hari, Gus Pur yang mantan presiden Republik Mimpi berkunjung ke sebuah yayasan yang mengelola panti rehabilitasi anak-anak cacat. Pada acara ramah tamah, Gus Pur disuguhi berbagai macam acara termasuk nyanyian dari anak-anak penghuni panti.

Penyanyi pertama menyanyikan salah satu lagunya Ebiet yang syairnya seperti ini : PERJALANAN INI, TERASA SANGAT MENYEDIHKAN …….. dst. Gus Pur sangat terharu mendengarkan lagu tersebut karena dinyanyikan oleh seorang remaja yang berjalan terpincang-pincang karena hanya memiliki satu kaki sehingga susah sekali untuk berjalan.

Penyanyi kedua menyanyikan lagu yang syairnya begini : BIBIL … INI….. KUDIDIT TENDILI …..dst dst. Karena lafal penyanyinya kurang jelas, maka pengasuh yang duduk di dekat Gus Pur menjelaskan dengan bisik-bisik bahwa maksudnya adalah BIBIR INI KUGIGIT SENDIRI dst. Gus Pur jadi sangat terharu karena lagu tersebut dinyanyikan oleh seorang remaja yang bibirnya sumbing seperti bekas digigit.

Tidak mau kalah dengan penghuni panti, akhirnya Gus Pur juga maju untuk menyanyi. Beliau melantunkan lagunya Dian Pisesha yang syairnya begini : KUPEJAM MATA INI …. DI KEBISUAN MALAM ….dst dst. Seluruh hadirin dan warga panti itupun terharu sampai menitikkan air mata menyaksikan Gus Pur yang menyanyi penuh penghayatan sambil memejamkan mata.

Sejak hari itu, para penghuni panti menjadi lebih percaya diri dan lebih bersemangat untuk menjalani hidup karena sadar bahwa walaupun cacat fisik mereka tidak sendirian dan tetap bisa memiliki masa depan yang cerah. Mereka sadar bahwa mereka juga merupakan manusia yang seutuhnya tanpa kurang suatu apapun. Terimakasih dan salam eksperimen.

14 Komentar

  1. Paijo said,

    Maret 9, 2007 pada 9:08 am

    @ Brandallokajaya
    Ternyata banyak penggemar Gus Pur ya. Semoga acara News Dot Com tidak dibubarkan hanya gara somasi. Terimakasih dan salam eksperimen.

  2. brandallokajaya said,

    Maret 8, 2007 pada 11:57 am

    wah mas paijo juga penggemar gus pur ya? Sama donk……

  3. Paijo said,

    Februari 27, 2007 pada 11:44 pm

    @ Mrtajib
    Betul mas, yang lebih mereka dambakan adalah perhatian, kepedulian, dan pengakuan. Mereka juga punya harga diri dan tidak ingin dikasihani.

  4. mrtajib said,

    Februari 27, 2007 pada 9:38 am

    kadang, hal=hal yang kecil itu;ah yang didampabakan mereka yang tersisih, yang minoritas, dan yang dipingiran. bukan begitu kang paijo?

  5. Paijo said,

    Februari 24, 2007 pada 3:39 am

    @ Luthfi
    Namanya juga cerita fiksi, yang penting pesan moralnya nyampe.

  6. Luthfi said,

    Februari 24, 2007 pada 2:53 am

    lho, gak ada skrinsutnya

  7. Paijo said,

    Februari 24, 2007 pada 2:31 am

    @ Rizka
    Saya setuju, kepedulian dan dukungan moril bagi mereka yang cacat sangat berarti bagi mereka. Fasilitas umum seperti terminal, stasiun, air port, pelabuhan, trotoar, mall dsb mustinya harus didesain agar dapat dengan mudah dilalui kursi roda. Perusahaan juga bisa memberikan beberapa persen jatah lowongan kerja kepada mereka yang sesuai dengan kondisi mereka fisik. Pemerintah dapat melakukan kontrol dengan memasukkan syarat itu dalam mengajukan IMB maupun ijin usaha. Kapan pemerintah kita bisa melakukan itu ?

    @ Cakmoki
    Saya juga heran, bagaimana cara mencarinya karena saya gak pernah dengar ada lowongan mirip tokoh kayak gitu.

    @ Peyek
    Ide anda bagus juga tapi kurang nyambung dengan pesan moral yang ingin saya sampaikan.

    Terimakasih dan salam eksperimen untuk semua.

  8. peyek said,

    Februari 23, 2007 pada 12:57 pm

    Lanjutan cerita diatas ;

    Muncul Ibu kita Megawati, menyanyikan lagu ” Wanita dijajah pria sejak dulu..”

    he..he..he.. blogwalking, salam kenal

  9. cakmoki said,

    Februari 23, 2007 pada 10:03 am

    Republik Mimpi, menggelitik, salah satu acara favorite saya.
    Yang saya heran, koq bisa-bisanya menemukan tokoh RM mirip tokoh asli lengkap dengan joke-joke nya.

  10. rizka said,

    Februari 23, 2007 pada 8:49 am

    salam eksperimen juga pak paijo,

    tak sabar menunggu anda bermain ukelele di layar kaca

    ps: terus dukung kesempatan kerja yang sama bagi penderita cacat !

  11. Paijo said,

    Februari 23, 2007 pada 1:09 am

    @ Pak Dewo
    Betul pak.

    @ Akan:tetapi
    Gus Pur yang di News dot com Metro TV itu lho. Tapi saya tidak tahu apakah ada hubungannya dengan Gus Mur dan Gus Sur. Yang jelas sama-sama Gus.

    @ Jhonrido
    Saya setuju sekali dengan anda. Makanya saya juga menyempatkan diri untuk bermain keyboard, gitar disela-sela eksperimen saya supaya tetap happy. Apalagi kaluu sudah main keroncong, stambul atau langgam dengan ukulele kebanggaan saya, bisa lupa utang lho. Ukulele tersebut saya banggakan karena saya buat sendiri tahun 87. Betul-betul uenak dipakai dan suaranya nyaring sekali karena perhitungan resonansi akustiknya pas. Itu salah satu hasil eksperimen saya ketika masih kuliah dulu.

    Terimakasih dan salam eksperimen.

  12. jhonrido said,

    Februari 22, 2007 pada 12:14 pm

    kadang dengan menyanyi bisa menyampaikan isi hati lho…dan ada kesempatan untuk itu.

  13. akan:tetapi said,

    Februari 22, 2007 pada 6:51 am

    Gus Pur? Hahaha… apanya Gus Mur dan Gus Sur?

  14. Februari 22, 2007 pada 5:14 am

    Iya ya… mereka pun bisa jadi presiden kelak.

    Salam.


Tinggalkan komentar